8/26/10

Analisis SWOT



ANALISIS SWOT MENGENAI TEORI KOGNITIF:-

1. STRENGTH

- Menghasilkan perubahan tingkah laku dalam pembelajaran.
- Menghubungkan pembelajaran dengan alam sekitar.
- Mempunyai motif pembelajaran dan bukannya sekadar cuba jaya.

2. WEAKNESS

- Bergantung kepada struktur kognitif dan tahap mental seseorang.

3. OPPORTUNITIES

- Hubungkan dengan persekitaran.
- Pengalaman sedia ada murid membantu pembelajaran.
- Menyelesaikan masalah dan celik akal.
- Mempunyai kebolehan sendiri untuk menjawab soalan.
- Banyak menggunakan teknik menyoal.

4. THREATS

- Murid tiada pengetahuan tentang sesuatu perkara.
- Tiada pengalaman sedia ada.
- Sukar untuk mengasimilasikan pengalaman lama daripada pengalaman baharu.
- Bahan bantu mengajar yang lengkap diperlukan.


Peta Analisis SWOT





Analisis SWOT

Analisis SWOT (singkatan bahasa inggris dari strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) adalah metode perencanaan strategis ang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT juga berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
SWOT diawali dengan melakukan review pernyataan visi dan misi, yang dilanjutkan dengan review terhadap tujuan, sasaran, strategi, rencana, dan kebijakan yang ada. Setelah dilakukan review terhadap situasi saat ini dan masa lalu, mulailah dilakukan analisis SWOT. Melalui analisis ini, data-data dikumpulkan guna menjawab pertanyaan mengenai kondisi organisasi saat ini dan di masa depan (strengths, weaknesses) serta prediksi mengenai pasar/industri yang dimasuki (opportunities, threats). Berdasarkan analisis SWOT, rekomendasi dibuat guna menentukan strategi alternatif yang terbaik bagi organisasi.

Analsis SWOT dapat dibagikan dalam lima langkah:
1.Menyiapkan sesi SWOT
2.Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
3.Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman
4.Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan
5.Menganalisis kekuatan dan kelemahan

Manfaat analisis SWOT
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman organisasi.

Langkah-langkah penerapan:
Langkah 1
Menyiapkan sesi SWOT
SWOT kemungkinan akan menghabiskan waktu 50 - 60 menit.
Peserta dibagi dalam kelompok dengan maksimum 6 orang per kelompok.
Dengan menggunakan alat curah pendapat memilih pelayanan atau komponen pelayanan yang akan dianalisa.
Dengan menggunakan alat curah pendapat memilih pelayanan atau komponen pelayanan yang akan dianalisa.
Setiap kelompok membuat sebuah matriks SWOT sesuai dengan contoh.
Siapkan kartu dan kertas flipchart untuk setiap kelompok.
Tentukan seorang Pencatat. Tugas Pencatat adalah mengisi matriks SWOT.

Langkah 2
Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
Dengan menggunakan curah pendapat, tulis pada kartu semua kekuatan di dalam organisasi (internal). Kekuatan bisa berupa, tenaga trampil, gaji, sarana. Setelah kartu diisi tempelkan pada kertas flipchart. Setelah selesai menyusun kekuatan internal, dengan menggunakan curah pendapat, daftarkan kelemahan di dalam organisasi (internal) pada kartu lalu ditempelkan pada flipchart.

Langkah 3
Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.
Dengan menggunakan curah pendapat, daftarkan semua kesempatan di luar organisasi (kesempatan ekstern) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan atau atasi sebuah masalah. Ini bisa berupa latihan, tenaga baru, peraturan baru dan seterusnya. Dengan menggunakan curah pendapat, buatlah daftar ancaman di luar organisasi (ancaman ekstern) yang dapat menghalangi pemecahan masalah.

Langkah 4
Melakukan rangking terhadap kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang.
Daftarkan dalam kolom masing-masing: kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang. Buatlah ranking setiap kolom. Yang perlu dipikirkan adalah pentingnya kesempatan / ancaman dan berapa besar kemungkinan kesempatan / ancaman tersebut memang akan ada. Begitu juga dengan ancaman dan peluang.

Langkah 5
Menganalisis kekuatan dan kelemahan
Masukan kekuatan dan kelemahan masuk matriks SWOT.

Kekuatan diisi sesuai ranking yang telah dikerjakan, kekuatan yang paling besar di atas, yang kurang besar di bawah. Setelah kekuatan diisi, disusul dengan kelemahan. Masukan kesempatan dan ancaman di dalam kolom. Hubungkan kekuatan dan kelemahan dengan kesempatan dan ancaman. Kombinasi di mana kekuatan bertemu dengan kesempatan adalah keadaan yang paling positif. Keadaan ini harus dipelihara dengan baik supaya tetap ada. Kombinasi kelemahan dan ancaman adalah keadaan yang paling negatif dan harus dihindari. Setiap kombinasi diperiksa ulang kalau memang merupakan jalan keluar untuk mengurangi kelemahan atau ancaman. Analisis SWOT bukanlah akhir dari proses. Untuk memanfaatkan sepenuhnya alat ini, anda perlu menentukan rencana tindak lanjut. Juga alat ini cenderung berdasarkan pada "pendapat" dan indikator-indikator kualitatif dan belum tentu pada "kenyataan"

8/22/10

Implikasi P & P Teori Pemprosesan Maklumat – Robert Mills Gagne


Guru mengajar mengikut lapan peringkat hierarki pembelajaran Gagne.

1- Pembelajaran Isyarat
a) Di peringkat awal proses pengajaran dan pembelajaran, guru menjalankan pembelajaran isyarat.
b) Sebagai contoh, guru menunjukkan sesuatu objek dengan menggunakan kad imbasan perkataan. Pelajar dikehendaki mengenali objek ini.

2- Ransangan gerak balas
a) Dalam pembelajaran ransangan gerak balas, guru mementingkan peneguhan
b) Sebagai contoh, guru boleh mendapatkan gerak balas yang positif daripada pelajar dengan memberi pujian kepada mereka. Jika pelajar membuat kerja masing-masing dengan senyap, guru perlu memberi pujian.

3- Rangkaian motor
a) Guru perlu mengajar sesuatu kemahiran secara berulang.
b) Contohnya, kemahiran hoki perlu diajar mengikut kemahiran-kemahiran kecil dalam urutan spesifik.
c) Prinsip ini penting dalam mata pelajaran-mata pelajaran seperti Pendidikan Jasmani, Muzik, Pendidikan Seni dan Kemahiran Hidup.

4- Prinsip pertalian bahasa
a) Sambil guru mengemukakan hujah, guru perlu menggalakkan kemahiran menulis pelajar supaya perkembangan bahasa berlaku.
b) Guru harus mengarahkan pelajar supaya menyebut dan mengeja konsep-konsep dan menulis nota mengenai ciri-ciri konsep yang penting.


5- Diskriminasi
a) Diskriminasi adalah aspek yang penting dalam penguasaan konsep.
b) Pelajar seharusnya dapat membezakan ciri-ciri penting dalam satu kategori dengan kategori yang lain.
c) Sebagai contoh, pelajar boleh mendiskriminasikan cirri-ciri binatang yang tinggal di kawasan kutub dan gurun.
d) Pelajar juga perlu tahu membezakan ciri-ciri yang penting dan kurang penting dalam sesuatu kategori.

6- Pembentukan konsep
a) Guru harus memastikan pelajar dapat membentuk konsep dengan mudah.
b) Dia harus mengenal pasti ciri-ciri penting dan tidak penting dalam sesuatu kelas atau kategori.
c) Sebagai contoh, pelajar dapat membentuk konsep tentang elemen-elemen cuaca seperti berikut :


Cuaca
suhu
kelembapan
hujan


d) Guru boleh mengemukakan soalan-soalan yang boleh memandu pelajar untuk membentuk konsep dengan mudah dan jelas.

e) Mengikut Tennyson dan Cocciarella (1986), terdapat empat langkah dalam pengajaran konsep, iaitu:
Menghuraikan sesuatu konsep dan memberikan cirri-ciri utama dan penting.
Menghuraikan istilah yang penting dalam definisi konsep.
Memberi contoh-contoh positif dan negative untuk menghuraikan cirri-ciri utama dalam sesuatu konsep.
Memberi contoh-contoh positif dan negatif tambahan mengikut pengelaan yang dibuat oleh pelajar dan mereka menerangkan pengelasan yang telah dibuat oleh mereka.

7- Pembentukan Hukum
a) Guru boleh mengajar hukum dengan menggunakan kaedah perbandingan, dan dengan mengaplikasikan hukum dalam situasi pembelajaran yang berlainan.
b) Guru harus memberikan arahan yang jelas, mudah dab memfokus kepada aspek-aspek yang penting dalam hukum.
c) Pelajar harus diajar untuk melihat perkaitan antara hukum-hukum yang berkaitan.
d) Guru perlu menguji kefahaman pelajar selepas sesuatu hukum diajar, melalui soalan dan ujian.
e) Pelajar juga digalakkan untuk membuat huraian sendiri mengenai sesuatu hukum.

8- Penyelesaian masalah
a) Dalam proses penyelesaian masalah,guru memberikan situasi masalah yang perlu diatasi oleh pelajar.
b) Guru memberi bimbingan kepada pelajar mengenai hukum dan konsep yang perlu diaplikasi.
c) Aspek yang paling penting dalam proses penyelesaian masalah ialah pelajar mencari jawapannya sendiri.
d) olya (1957), telah memberikan empat langkah dalam proses penyelesaian masalah, iaitu :
Memahami sesuatu masalah
Membuat pelan tindakan
Melaksanakan pelan tersebut
M enilai hasil dan keputusan pelan


Implikasi Teori Gagne Terhadap Pengajaran & Pembelajaran

Guru perlu menekankan sistem pembelajaran harus bermula daripada yang mudah kepada rumit. Selain itu proses pengajaran dan pembelajaran mestilah menurut hierarki kemahiran kecerdasan dan syarat didepan adalah syarat mutlak menguasai jenis pembelajaran kemudian.

Berdasarkan teori Gagne ini proses pengajaran dan pembelajaran mestilah dilakukan secara berulang-ulang iaitu pembelajaran melalui rangkaian. Sebagai contoh pengajaran seperti pembacaan teks melalui nyanyian yang berulang kali lebih diingati oleh pelajar berbanding hanya melalui kaedah biasa pembacaan teks.


Implikasi Teori Pembelajaran Terhadap P&P Kanak-Kanak Berkeperluan Khas


Bagi kanak-kanak berkeperluan khas mereka mempelajari sesuatu melalui pembelajaran isyarat, contoh kanak-kanak yang bisu dan pekak. Selain itu kanak-kanak yang menghadapi masalah penglihatan juga dapat mempelajari melalui objek sebagai isyarat sesuatu.

Sebenarnya kanak-kanak berkeperluan khas juga mempunyai naluri seperti kanak-kanak biasa, jadi ransangan gerak balas yang positif akan meningkatkan semangat mereka untuk belajar.

Kanak-kanak berkeperluan khas samaada menghadapi masal slow learner (lembam) , masalah pembelajaran, masalah pendengaran dan lain-lain lagi mestilah diajar secara berulang-ulang berdasarkan pembelajaran melalui rangkaian. Kaedah ini dapat menguatkan lagi ingatan pelajar.

Implikasi P & P Teori Penemuan – Jerome Seymour Bruner


Aplikasi Prinsip Teori Pembelajaran Bruner Dalam Bilik Darjah

1- Pembelajaran Penemuan
a) Guru menyediakan situasi maalah yang dapat merangsang pelajar supaya membuat pembelajaran penemuan.
b) Guru mesti memberikan situasi penyelesaian masalah yang memotivasikan pelajar untuk menyoal, meneroka dan bereksperimen.
c) Dalam pembelajaran penemuan, guru memberi contoh dan pelajar menggunakan contoh untuk menyusun struktur bahan dan melihat pertalian atau perkaitan antara idea-idea dalam situasi tersebut.

2- Pembelajaran melalui penaakulan induktif
a) Guru perlu menggunakan contoh-contoh yang spesifik supaya pelajar dapat membentuk prinsip yang umum.
b) Sebagai contoh, jika guru memberi contoh-contoh tentang bentuk segitiga dan bentuk bukan segitiga, pelajar akan memahami dengan lebih mendalam tentang prinsip-prinsip penting bentuk segitiga.

3- Memberi contoh yang berkaitan dan tidak berkaitan dengan konsep
a) Dalam pengajaran, guru perlu member contoh yang berkaitan dan contoh yang tidak berkaitan supaya pelajar dapat melihat persamaan dan perbezaan idea-idea dalam sesuatu konsep.
b) Sebagai contoh, apabila guru mengajar tentang konsep mamalia, anjing, kucing, ikan paus sebagai binatang mamalia dan buaya, katak dan ular sebagai contoh bukan mamalia.
c) Pelajar diminta supaya memberi contoh-contoh lain dan untuk menjelaskan perbezaan cirri-ciri antara mamalia, dan reptilian.
d) Ini akan meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu konsep.


4- Menolong pelajar melihat perkaitan antara konsep
a) Guru perlu menggunakan gambar rajah, lakaran dan ringkasan untuk menolong pelajar memahami perkaitan idea-idea dalam sesuatu konsep.

5- Menggalakkan pelajar membuat pemikiran intuitif
a) Pemikiran intuitif penting dalam membantu pelajar melihat pertalian antara ransangan yang berlainan.
b) Sebagai contoh, guru boleh mengemukakan soalan seperti berikut :
' Mari kita cuba mendefinisikan hutan dengan meneka apa yang anda dapat melihat dalam gambar ini'.
c) Guru perlu menunggu pelajar memberikan beberapa jawapan sebelum memberi definisi yang betul.

6- Penglibatan pelajar
a) Pelajar belajar sendiri tetapi guru membantu dan membimbing dalam situasi penyelesaian masalah.
b) Satu contoh situasi penyelesaian masalah ialah dalam eksperimen ' Mengapa api padam bila dilindungi dengan bekas?'
c) Guru tidak memberitahu pelajar bagaimana menyelesaikan masalah tetapi memberikan bahan, menyuruh pelajar membuat pemerhatian, membentuk hipotesis dan menguji penyelesaian.

7- Pengajaran untuk pelajar tahap rendah
a) Guru mesti mengajar pelajar tahap rendah dalam urutan enaktif kepada ikonik kepada simbolik.

8- Menggunakan alat bantuan mengajar
a) Guru perlu menggunakan banyak alat bantuan mengajar dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Ini akan menentukan pelajar dapat memahami konsep dengan lebih jelas.
b) Guru boleh menggunakan alat bantuan mengajar audiovisual dan konkrit. Gambar, lakaran, carta, pengurusan grafik dan peta minda menyenangkan pelajar untuk melihat perkaitan dan perhubungan dalam konsep-konsep.

9- Pembelajaran melalui kajian luar
a) Pengamatan dan penanggapan pelajar meningkat jika mereka terlibat dalam pembelajaran kajian luar.
b) Pelajar boleh belajar banyak konsep dengan melihat perkaitan di antara topik-topik pelajaran dengan persekitaran mereka.
c) Sebagai contoh, pelajar boleh melihat kaitan antara petempatan manusia dengan cirri-ciri geografi fizikal di sesuatu kawasan perumahan.

10- Mengajar mengikut kebolehan pelajar
a) Guru perlu mengubahsuaikan kaedah dan strategi pengajaran mengikut tahap dan kebolehan pelajar.
b) Sebagai contoh, untuk pelajar Tahun Satu, guru perlu banyak menggunakan bahan bantuan mengajar dalam bentuk gambar yang besar dan berwarna-warni. Guru juga perlu menyusun isi pelajaran daripada yang mudh kepada yang susah.
c) Untuk pelajar Tahun Enam, guru boleh menggunakan kaedah penyelesaian masalah dan pembelajaran penemuan.

Implikasi Teori Pembelajaran Terhadap P&P Kanak-Kanak Berkeperluan Khas

Bagi kanak-kanak berkeperluan khas seperti kanak-kanak yang menghadapi masalah penglihatan samaada kabur ataupun buta, guru boleh menggunakan bahan maujud dlm proses p&p. Kanak-kanak yang kabur penglihatan ataupun buta menggunakan deria untuk memperolh pengertian.

Selain itu guru juga boleh menggunakan simbol @ formula mudah bagi membantu kanak-kanak yang menghadapi masalah pembelajaran dan kanak-kanak lembam. Formula yang mudah membantu pelajar memahami sesuatu pelajaran dengan lebih baik.

Implikasi P & P Teori Penerimaan – David Ausubel


Aplikasi Prinsip Teori Pembelajaran Ausubel Dalam Bilik Darjah

1-Persembahkan maklumat umum tentang sesuatu topic sebelum memberikan contoh khusus dan membincangkan perincian topik berkenaan.

2-Gunakan bahan-bahan penyampaian pengajaran yang ada kaitan dengan pengetahuan sedia ada pelajar atau pembelajaran lepas.

3-Bantu pelajar membuat perbandingan maklumat baharu dengan maklumat atau dengan pengetahuan sedia ada.

4-Beri maklumat dalam bentuk yang sesuai dengan keupayaan pelajar untuk membolehkan pelajar memahami pembelajaran baharu, jika pelajar tidak ada pengetahuan terdahulu yang berkaitan dengan pembelajaran baharu.

5-Susun atur penyampaian pengajaran dan pembelajaran secara sistematik, langkah demi langkah serta gunakan bahan serta laras bahasa yang sesuai dengan peringkat umur pelajar.

6-Sediakan dan gunakan alat bantu mengajar yang konkrit; sesuai dengan tahap pemikiran pelajar untuk membantu pemahaman pelajar serta penyampaian guru.

Implikasi P & P Teori Gestalt/Pola (Celik Akal) – Wolfgang Kohler


Aplikasi Prinsip Teori Pembelajaran Kohler Dalam Bilik Darjah

Kohler menyarankan bahawa kebolehan mental (celik akal) juga terdapat pada manusia yang membolehkan pelajar mempelajari perkara-perkara baru.
Implikasi teori Kohler yang terpenting ialah guru perlu menggalakkan pemikiran celik akal di kalangan pelajar.

Bagaimana Guru Boleh Menggalakkan Pemikiran Celik Akal Murid?

Guru mesti menggunakan perbendaharaan kata yang jelas, mudah difahami dan dibantu dengan gambar, audio serta pengalaman langsung pelajar dalam pengajarannya. Perkara yang hendak disampaikan mestilah mudah difahami.

Soalan dan rangsangan yang diberi mesti sesuai dengan tahap kognitif dan perkembangan pelajar.
a) Pelajar mesti dapat membuat tanggapan dan pemgamatan sepanjang pelajaran.
b) Contoh yang digunakan mesti bersesuaian dengan perkembangan dan tahap pengalaman pelajar.

Pengajaran mesti disampaikan selangkah demi selangkah dan mengikut urutan kesinambungan yang padu.
Proses ini lebih berkesan jika guru memberi banyak contoh yang khusus, dan pelajar cuba membuat generalisasi yang betul.

Guru tidak boleh memberi terlalu banyak penerangan tetapi perlu memberi panduan dan bimbingan dalam proses pemikiran celik akal.

Guru perlu menggalakkan pemikiran kritikal dengan memastikan pelajar:
a) Mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas.
b) Berfikiran terbuka
c) Dapat membuat rumusan.

Guru boleh menggalakkan keinginan menyoal dan perasaan ingin tahu pelajar dan proses mempertimbangkan kelemahan dan kekuatan fakta.

Jika sesuatu bahan pelajaran terlalu susah, guru perlu memudahkan bahan tersebut supaya pelajar dapat memahami bahan itu.

Untuk menyenangkan lagi pemahaman pelajar, guru perlu mengajar mata pelajaran tertentu mengikut langkah-langkah yang kecil dan tersusun.

Jika tugasan di sekolah terlalu susah, dan peneranga guru tidak jelas, pelajar tidak dapat mencapai celik akal.